al-Ashur al-ḥurum adalah kata
dari bahasa Arab yang memiliki arti bulan-bulan yang di muliakan. Kata mulia
pada mulanya berarti “terhormat”. Sesuatu yang dihormati biasanya lahir akibat
penghormatan terhadap aneka larangan. Jika menghormati orang tua maka tidak
boleh untuk memperlakukanya seperti sahabat atau teman, dari sini kata mulia
diartikan dengan “larangan”. Bulan mulia adalah bulan yang harus dihormati
karena itu terdapat sekian banyak hal yang terlarang dilakukan pada bulan-bulan
tersebut.[1]
Pengertian semacam ini dapat
di ambil dari penjelasan surah al-Baqarah ayat 194, 217 al-Maidah
ayat 2, 97 dan surah al-Taubah ayat 5 menyangkut adanya beberapa bulan
yang dimuliakan dalam surah al-Taubah ayat 36 lebih di tegaskan lagi
degan mengunakan lafaḍ Arba’atun Hurum yakni empat bulan mulia
dengan menjelaskan pula bahwa bilangan bulan dalam setahun yang terkadang oleh
kaum musyrikin ditambahkan atau diputar balikan tempatnya berjumlah dua belas
bulan dalam setahun.
Di
katakan bulan mulia karena pada bulan-bulan ini Allah lebih melarang segala
bentuk perbuatan zalim dari pada bulan-bulan lain disebabkan betapa mulianya
bulan ini.[2] Sebagaimana
Allah mengmuliakan tanah Makkah dengan keterangan hadis sesungguhnya Makkah
telah dimuliakan Allah pada saat Dia menciptakan langit dan bumi. Makkah dimuliakan
dengan pengmuliaan Allah hingga hari kiamat. Firman
Allah Ta’ala “di antaranya empat bulan mulia”.[3] Di antara bulan ini pun terdapat bulan yang
biasa dimuliakan oleh bangsa arab, yaitu bulan yang disepakati oleh kebanyakan
mereka kecuali oleh segolongan di antara mereka yang dikenal dengan golongan al-Busul.
Mereka mengmuliakan delapan bulan dalam setahun sebagai pengmuliaan yang
memperberat dan mempersulit. Selanjutnya di sini Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya
batas yang tidak dapat ditambah atau dikurangi menyangkut bilangan bulan di
sisi Allah.
Imam
Nawawi ra dalam Syarah Muslim mengatakan :
“Kaum muslimin telah sepakat bahwa empat bulan mulia seperti termaktub dalam
hadits, tetapi mereka berselisih cara mengurutkannya. Sekelompok penduduk Kufah
dan Arab mengurutkan : Dhu al-Qa’dah, Dhu al-ḥijjah, Muḥarram
dan Rajab, agar empat bulan tersebut terkumpul dalam satu
tahun. Ulama Madinah, Basrah dan mayoritas ulama mengurutkan, Dhu
al-Qa’dah, Dhu al-ḥijjah, Muḥarram dan Rajab, tiga
berurutan dan satu bulan tersendiri (Rajab).
Apabila berbicara
mengenai al-Ashur al-ḥurum hal ini tidaklah lepas dari beberapa
bulan yang di muliakan, karena al-Ashur al-ḥurum
adalah istilah yang di gunakan untuk menyebut bulan-bulan mulia yang terdiri dari empat bulan dari dua belas
bulan. Dalam surah al-Taubah ayat 36 ini telah dijelaskan bahwa yang di maksud
dengan bulan mulia ini hanya terdapat 4 bulan dalam setahun yang disebutkan
dengan istilah Arba’atun Hurum. Imam Bukhari ketika menafsirkan ayat
ini membawakan suatu hadits, “Dari Abu Bakrah ra dari nabi saw, bersabda :
إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ
كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا
عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ
وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى
وَشَعْبَانَ
“Sesungguhnya jaman itu berputar
sebagaimana keadaan ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada dua
belas bulan diantaranya terdapat empat bulan mulia, tiga bulan berurutan yaitu
Dhu al-Qa’dah, Dhu al-hijjah, Muharram dan Rajab Muḍor yang
terletak antara Jumadi dan Sya’ban” [4]
Sehingga
beliau selaras dengan pendapat dari imam Nawawi yang memberikan penafsiran
bahwa yang dimaksud dengan arba’atun hurum dalam ayat tersebut adalah bulan Dhu al-Qa’dah,
Dhu al-Hijjah, Muharram dan Rajab.
[1]Shihab, M Quraish, Tafsir al-Misbah Pesan
Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Jilid III (Ciputat: Lentera Hati, 2001), 11
[2] Disebut
bulan mulia, karena bulan ini dimuliakan masyarakat Arab, sejak zaman jahiliyah
sampai zaman Islam. Dr. Ibrahim Anis,Dr. Abdul Halim Muntasir dkk, Mu’jam al-Wasitd Juz 1 (Mesir: darul
Ma’arif, 1972),498
[4] Abi Abdullah
Muḥammād bin Ismail al-Bukhārȳ. Sahih al-Bukhārȳ ( Mesir: Darr
al-Gad al-Gādid 2011), 4662
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"saran dan kritikan anda adalah kemajuan bagi kami"